Sabtu, 30 Maret 2013

Gelombang Air Mata di Balik Cinta


Senin, 12 Maret 2012 10:14 | Ditulis oleh Nala Orida | 
Singapore, 14 Ramadhan 1432
sumber : Horisononline 

Aku terlahir dari kegelapan,tak dapat menyaksikan apa-apa. Semenjak paru-paru ini bisa bernafas, jantung mulai berdebar, dan jemari tanganku bisa bergerak, aku tak pernah tahu apakah ini sebuah  kehidupan. Aliran udara yang mengumpal menelisik jauh  kegendang telingaku bagaikan matahari disiang hari yang membuka kelopak mataku, menurutku ini  adalah kehidupan . Entah sudah  berapa lama umurku berjalan didunia ini, dalam benakku hanya ada bayang-bayang hitam yang kuanggap ini adalah usiaku.
Aku dan Adikku seperti musibah yang  menghiasi penderitaan keluargaku. Keberadaan kami didunia ini seperti sebuah bencana besar  yang dititipkan tuhan yang menerpa keluargaku.  Dua Insan yang tercipta dengan dunia yang sama, perasaan dan hati yang sama. Aku dan mataku adalah total blind yang tak tersisa seberkas cahaya, begitu juga dengan adikku.
Kegelapan, goncangan kekiri dan kekanan adalah ayunan yang setia mengantar tidurku bersama angin. Gelombang laut  adalah dimana aku dilahirkan, di tengah laut di selat Malaka ini,perasaan cinta diciptakan tuhan untukku di pembelahan daratan ini. . Seluruh hidup dan jiwa ku ditakdiirkan  diperahu ini . Laut adalah taman hatiku yang yang tak pernah sempit. Ia adalah kesempurnaan jiwa bagi orang terlapangkan hatinya. Angin, ombak,bulan, bintang dan perahu kecil ini adalah kehidupan yang sempurna bagi keluargaku. Ikan-ikan kecil adalah tali nafas yang dititipkan tuhan untuk kami.
Entah berapa lama aku sudah berada di atas pembaringan ini yang kutahu hanya gesekan di dalam perutku yang  menjadikan tanganku bergerak. Ini adalah rasa lapar yang menghingapi semua mansia di atas bumi ini semenjak mereka ada. Begitu pula semua yang timbul dari dalam perutku akan berfatamorgana bersama angin laut yang mengerakan tanganku. Ibu akan menyuapkanku dengan makanan seadanya.

Kehangatan ciuman,dan belaian tangan yang lembut setiap waktu dari tangan  mungil adikku selalu membasahi tanganku, dialiri buliran  air mata menguatkan rasa cintaku padanya. Hanya Perasaan yang bisa mengartikan buliran air mata yang selalu menyayangiku dengan sepenuh jiwanya. Ini adalah cinta, suci, tulus dan murni.
***
Sekarang adiku akan pergi, hatiku pilu membiru merasakan itu.  Ayahku akan menitipkannya di SLB  disebuah yayasan swasta di pulau Pecong, yang bersedia menampung tunanetra miskin seperti kami.Yang kutakutkan sekarang itu akan terjadi, aku tak bisa membungkus sinar kerinduan di hatiku dengan gelombang air mata di pipi ini, karena  Ia  memiliki hati dan jiwa yang sempurna. Sekarang tangan mungil yang dingin itu tak lagi bisa kurasakan,. getaran-getaran kasih sayang kedua orang tuaku menjadikan dinding  di kelopak mataku bisa menembus bayangan hitam di kelopak mataku ini, kerinduan adalah rasa terindah  yang akan membunggkus kenangan dengan sebuah pertemuan.
Waktu adalah kerinduan, tak bisa aku bersembunyi darinya. Sampai kapan kerinduanku ini akan kutunggu. Laut…. laut, yang bisa membaca perasaanku, sekarang  adikku telah pergi meninggalkanku. Hatiku melihat dengan jelas gerakan bibirnya yang munggil ingin berteriak padahal ia tak sanggup untuk berpisah denganku.
***
Sungguh cepat waktu berlalu, tangan yang mungil kini hampir  segenggam tanganku, tetapi buliran air matanya selalu menyertai ciuman di tanganku, melihat lobang cahaya  dari lorong matanya yang selalu berkedip-kedip. Sekarang angin laut membisikan kepada orang tuaku bahwa daratan bukan lah musuh kita lagi, sedangkan waktu adalah sahabat kita semenjak  terdahulu, dan waktu mengajarkan kita bahwa di dalam laut masih dalam lagi kebahagian untuk kita.



Adikku telah membuka semua mata Orang Laut seperti kami. Sekarang adikku pulang membawa cahaya dikeluargaku . Ia menuntunku meraba titik demi titik menjadikan geteran jantungku ini turbin yang menghasilkan energi dalam gerakan cahaya hatiku. Tiga titik yang diletakkan di ujung jariku dan simbol dua jari yang bergerak dua kali di pergelangan tanganku, inilah awal aku mengenal bahasa sentuhan ini.
Setiap hari titik itu berubah menghinggapi ujung telunjukku ini, dan dua jari yang bergerak dengan hati mengajarkanku,inilah bahasa perasaan yang sempurna. Sekarang titik kasar ini teringat jelas di kepalaku, goresan  indah hatiku bersama broile Sekarang sel-sel itu hidup  dalam tubuhku, bangkit mengeruak mengetarkan hatiku mencintai titik yang diajarkan adikku. Sekarang aku bisa merasakan tertawa dalam sebuah titik, dan rasa bersyukur dari kumpulan titik ini dan aku tahu,  siang itu benar terang dan  matahari itu ada disiang hari. 
Sekarang aku bisa melumat-lumat titik ini dengan jiwaku, dan ingin aku utarakan sebongkah hati dengan titik yang kurangkai dalam bahasa perasaan. Sekarang aku tahu  cita-cita itu apa?. aku  ingin menulisnya. Sebuah kota dalam mimpi. Di mana aku  dan broile bisa membebaskan orang-orang terjeruji dari ketidakbebasannya dalam hidup. Aku akan menjadi soerang tunanetra yang memiliki hati yang sempurna. Aku akan merubah negeri ini dengan semua kata-kata yang melekat di tubuhku ini. Akan kuperjuangan walaupun mataku tak bisa melihat tetapi hatiku  melihat dengan jelas. Dan aku berwasiat pada laut jika nyawaku telah berpisah dengan ragaku, kuburkan aku bersama  titik broile yang pernah kurangkai ini, jika tak terpakai lagi oleh waktu. di Selat ini.



1 komentar:

  1. Mohegan Sun: Now Open, Open for Casino & Resort in CT
    As 오산 출장샵 of Dec. 11, Mohegan Sun has reopened 원주 출장샵 its 부천 출장샵 casino and resort in Connecticut after being 서산 출장안마 closed in November after months of 경상남도 출장안마

    BalasHapus