Singapore, 14 Ramadhan 1432
sumber : Horisononline
Aku terlahir dari kegelapan,tak dapat menyaksikan apa-apa. Semenjak
paru-paru ini bisa bernafas, jantung mulai berdebar, dan jemari tanganku bisa
bergerak, aku tak pernah tahu apakah ini sebuah kehidupan. Aliran udara
yang mengumpal menelisik jauh kegendang telingaku bagaikan matahari
disiang hari yang membuka kelopak mataku, menurutku ini adalah kehidupan
. Entah sudah berapa lama umurku berjalan didunia ini, dalam benakku
hanya ada bayang-bayang hitam yang kuanggap ini adalah usiaku.
Aku dan Adikku seperti musibah yang menghiasi
penderitaan keluargaku. Keberadaan kami didunia ini seperti sebuah bencana
besar yang dititipkan tuhan yang menerpa keluargaku. Dua Insan yang
tercipta dengan dunia yang sama, perasaan dan hati yang sama. Aku dan mataku
adalah total blind yang tak tersisa seberkas cahaya, begitu juga dengan
adikku.
Kegelapan, goncangan kekiri dan kekanan adalah ayunan
yang setia mengantar tidurku bersama angin. Gelombang laut adalah dimana
aku dilahirkan, di tengah laut di selat Malaka ini,perasaan cinta diciptakan
tuhan untukku di pembelahan daratan ini. . Seluruh hidup dan jiwa ku
ditakdiirkan diperahu ini . Laut adalah taman hatiku yang yang tak pernah
sempit. Ia adalah kesempurnaan jiwa bagi orang terlapangkan hatinya. Angin,
ombak,bulan, bintang dan perahu kecil ini adalah kehidupan yang sempurna bagi
keluargaku. Ikan-ikan kecil adalah tali nafas yang dititipkan tuhan untuk kami.
Entah berapa lama aku sudah berada di atas pembaringan
ini yang kutahu hanya gesekan di dalam perutku yang menjadikan tanganku
bergerak. Ini adalah rasa lapar yang menghingapi semua mansia di atas bumi ini
semenjak mereka ada. Begitu pula semua yang timbul dari dalam perutku akan
berfatamorgana bersama angin laut yang mengerakan tanganku. Ibu akan
menyuapkanku dengan makanan seadanya.
Kehangatan ciuman,dan belaian tangan yang lembut setiap
waktu dari tangan mungil adikku selalu membasahi tanganku, dialiri
buliran air mata menguatkan rasa cintaku padanya. Hanya Perasaan yang
bisa mengartikan buliran air mata yang selalu menyayangiku dengan sepenuh
jiwanya. Ini adalah cinta, suci, tulus dan murni.
***
Sekarang adiku akan pergi, hatiku pilu membiru
merasakan itu. Ayahku akan menitipkannya di SLB disebuah yayasan
swasta di pulau Pecong, yang bersedia menampung tunanetra miskin seperti
kami.Yang kutakutkan sekarang itu akan terjadi, aku tak bisa membungkus sinar
kerinduan di hatiku dengan gelombang air mata di pipi ini, karena
Ia memiliki hati dan jiwa yang sempurna. Sekarang tangan mungil yang
dingin itu tak lagi bisa kurasakan,. getaran-getaran kasih sayang kedua orang
tuaku menjadikan dinding di kelopak mataku bisa menembus bayangan hitam
di kelopak mataku ini, kerinduan adalah rasa terindah yang akan
membunggkus kenangan dengan sebuah pertemuan.
Waktu adalah kerinduan, tak bisa aku bersembunyi
darinya. Sampai kapan kerinduanku ini akan kutunggu. Laut…. laut, yang bisa
membaca perasaanku, sekarang adikku telah pergi meninggalkanku. Hatiku
melihat dengan jelas gerakan bibirnya yang munggil ingin berteriak padahal ia
tak sanggup untuk berpisah denganku.
***
Sungguh cepat waktu berlalu, tangan yang mungil kini
hampir segenggam tanganku, tetapi buliran air matanya selalu menyertai
ciuman di tanganku, melihat lobang cahaya dari lorong matanya yang selalu
berkedip-kedip. Sekarang angin laut membisikan kepada orang tuaku bahwa daratan
bukan lah musuh kita lagi, sedangkan waktu adalah sahabat kita semenjak
terdahulu, dan waktu mengajarkan kita bahwa di dalam laut masih dalam lagi
kebahagian untuk kita.
Adikku telah membuka semua mata Orang Laut seperti
kami. Sekarang adikku pulang membawa cahaya dikeluargaku . Ia menuntunku meraba
titik demi titik menjadikan geteran jantungku ini turbin yang menghasilkan
energi dalam gerakan cahaya hatiku. Tiga titik yang diletakkan di ujung jariku
dan simbol dua jari yang bergerak dua kali di pergelangan tanganku, inilah awal
aku mengenal bahasa sentuhan ini.
Setiap hari titik itu berubah menghinggapi ujung
telunjukku ini, dan dua jari yang bergerak dengan hati mengajarkanku,inilah
bahasa perasaan yang sempurna. Sekarang titik kasar ini teringat jelas di
kepalaku, goresan indah hatiku bersama broile Sekarang sel-sel itu
hidup dalam tubuhku, bangkit mengeruak mengetarkan hatiku mencintai titik
yang diajarkan adikku. Sekarang aku bisa merasakan tertawa dalam sebuah titik,
dan rasa bersyukur dari kumpulan titik ini dan aku tahu, siang itu benar
terang dan matahari itu ada disiang hari.
Sekarang aku bisa melumat-lumat titik ini dengan
jiwaku, dan ingin aku utarakan sebongkah hati dengan titik yang kurangkai dalam
bahasa perasaan. Sekarang aku tahu cita-cita itu apa?. aku ingin
menulisnya. Sebuah kota dalam mimpi. Di mana aku dan broile bisa
membebaskan orang-orang terjeruji dari ketidakbebasannya dalam hidup. Aku akan
menjadi soerang tunanetra yang memiliki hati yang sempurna. Aku akan merubah
negeri ini dengan semua kata-kata yang melekat di tubuhku ini. Akan
kuperjuangan walaupun mataku tak bisa melihat tetapi hatiku melihat
dengan jelas. Dan aku berwasiat pada laut jika nyawaku telah berpisah dengan
ragaku, kuburkan aku bersama titik broile yang pernah kurangkai
ini, jika tak terpakai lagi oleh waktu. di Selat ini.
Mohegan Sun: Now Open, Open for Casino & Resort in CT
BalasHapusAs 오산 출장샵 of Dec. 11, Mohegan Sun has reopened 원주 출장샵 its 부천 출장샵 casino and resort in Connecticut after being 서산 출장안마 closed in November after months of 경상남도 출장안마